Labels: Isu
Ungkapan "ESOK adalah MISTERI", siapalah kita untuk meneka apa yang bakal berlaku pada esok hari. Siapa tahu esok dia akan 'accident'?..siapa yang tahu esok dia akan dapat makan aiskrim?..siapa yang tahu esok dia ditakdirkan 'MATI'?..Siapa yang tahu esok dia dapat banyak duit?...Siapa yang tahu esok dia bertemu jodoh?...Tiada siapa yang tahu melainkan DIA yang MAHA MENGETAHUI.. Allah memberi kita akal & hati untuk menilai, walaupun perjalanan hidup kita diatur oleh DIA yang MAHA BERKUASA,kita harus mengatur perancangan, walaupun belum tentu perancangan kita itu akan tercapai sepenuhnya. Namun,sebagai hamba kita kena berusaha untuk lakukan yang terbaik dalam hidup kita untukNYA. Bersedialah untuk berdepan dengan hari esok yang belum tentu bagaimana nasib kita. Berlapang dada dan bersedia untuk berdepan dengan segala kemungkinan yang bakal berlaku supaya kita tidak 'shock' dan redha dengan apa yang terjadi. Sukarnya mendidik diri menjadi seorang yang redha dan berlapang dada. Teringat soalan seorang sahabat "Macam mana nak buang sifat-sifat mazmumah yang dalam diri?". Sesetengah orang berkata, sentiasalah berasa rendah diri, sesetengah orang berpendapat, sentiasalah melihat keaiban diri sendiri. Terpulang bagaimana cara kita menyucikan hati kita, segala-galanya bergantung kepada sebanyak mana kita bermuhasabah diri. Tiada manusia yang sempurna. "Hinanya diri ini, banyaknya dosa diri ini, ampunilah hamba, ya Allah!"
"HARI INI adalah HADIAH", memang benarlah hari ini adalah hadiah untuk kita kerana masih diberi nyawa untuk bertaubat dan mendekatkan diri kepadaNYA. Masih diberi peluang untuk memperbaiki diri serta bertaubat atas segala dosa-dosa kita yang telah lalu."MAHA SUCIMU YA ALLAH". Hari ini sebagai bonus untuk kita muhasabah diri, "Ramai manusia yang ingat ALLAH, tapi jarang manusia yang meletakkan ALLAH dalam hatinya". Ketika merasakan diri lalai, kembalilah mengingati alam baqa' yang bakal kita lalui di 'sana' nanti. Bagaimana nak meletakkan ALLAH dalam hati?. Terpulanglah kepada diri sendiri. itulah yang dinamakan sebagai ilmu makrifat, yang tidak dapat dilihat dengan mata kasar manusia, melainkan antara diri manusia & ALLAH sahaja yang lebih MENGETAHUI. Wallahua'lam.
Labels: muhasabah
Persis seperti orang yang sedang duduk di sebuah kerusi sementara itu di bawahnya ada seekor ular berbisa yang hendak mematuk kakinya. Tiba-tiba datang beberapa orang yang memberitahu bahaya yang bakal mengancam dirinya itu. Yang seorang menyampaikannya dengan cara halus, sedangkan yang lainnya dengan cara kasar. Namun, apa yang terjadi? Setelah ia mendengar pemberitahuan itu, diambilnya sebuah pemukul, lalu dipukulkannya, bukan kepada ular namun kepada orang-orang yang memberitahu akan adanya bahaya tersebut.
Lain halnya dengan orang yang memiliki kejernihan hati dan ketinggian akhlak. Ketika datang badai kritikan, celaan, serta penghinaan seberat atau sedahsyat manapun, dia tetap tegar, tak goyah sedikit pun. Malah ia justeru dapat menikmati kerana yakin betul bahawa semua musibah yang menimpanya tersebut semata-mata terjadi dengan izin Allah Azza wa Jalla.
Allah Maha Mengetahui segala aib dan cela hambaNya dan Dia berkenan memberitahunya dengan cara apa saja dan melalui apa saja yang dikehendakiNya. Terkadang terbentuk nasihat yang halus, adakalanya melalui perbualan dan senda gurau seorang teman, bahkan tidak jarang berupa cacian teramat pedas dan menyakitkan. Ia pun dapat muncul melalui lisan seorang guru, ulama, orang tua, sahabat, adik, musuh, atau siapa sahaja. Terserah Allah.
Jadi, kenapa kita harus menyusahkan diri membalas orang-orang yang menjadi jalan keuntungan bagi kita? Padahal seharusnya kita bersyukur dengan sebesar-besar kesyukuran kerana tanpa kita bayar atau kita member gaji mereka sudi meluangkan waktu memberitahu segala keburukkan dan aib yang mengancam amal-amal sholeh kita di akhirat kelak.
Kerananya, jangan hairan jika kita saksikan orang-orang mulia dan ulama yang sholeh ketika dihina dan dicaci, sama sekali tidak menunjukkan perasaan sakit hati dan keresahan. Sebaliknya, mereka malahan bersikap penuh dengan kemuliaan, memaafkan dan bahkan mengirimkan hadiah sebagai tanda terima kasih atas pemberitahuan ehwal aib yang justeru tidak sempat terlihat oleh dirinya sendiri, tetapi dengan penuh kesungguhan telah disampaikan oleh orang-orang yang tidak menyukainya.
Sahabat, bagi kita yang berlumuran dosa ini, haruslah senantiasa berwaspada terhadap pemberitahuan dari Allah yang setiap saat boleh hadir dengan berbagai bentuk.
Ketahuilah, ada tiga bentuk sikap orang yang menyampaikan kritikan:
Pertama : Kritiknya benar dan caranya pun benar.
Kedua : Kritiknya benar, tetapi caranya menyakitkan.
Ketiga : Kritiknya tidak benar dan caranya pun menyakitkan.
Bentuk kritik yang manapun datang kepada kita, semuanya menguntungkan. Sama sekali tidak menjatuhkan kemuliaan kita dihadapan sesiapapun, sekiranya sikap kita dalam menghadapinya penuh dengan kemuliaan sesuai dengan ketentuan Allah SWT. Kerana, sesungguhnya kemuliaan dan keredhaanNyalah yang menjadi penentu itu. Allah SWT berfirman, "Dan janganlah engkau berduka cita kerana perkataan mereka. Sesungguhnya kekuatan itu bagi Allah semuanya. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
QS.Yunus[10]:65
Ingatlah, walaupun bergabung jin dan manusia menghina kita, kalau Allah menghendaki kemuliaan kepada diri kita, maka tidak akan membuat diri kita menjadi jatuh ke lembah kehinaan. Apalah ertinya kekuatan sang makhluk dibandingkan Khaliknya? Manusia memang sering lupa bahawa Kudrat dan Iradat Allah itu berada di atas segalanya. Sehingga menjadi sombong dan takbur, seakan-akan dunia dan isinya ini berada dalam genggaman tangannya. Naudzubillaah!!!
Padahal, Allah Azza wa Jalla telah berfirman, "Katakanlah, Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan. Engkau berikan kerajaan kepada orang Kau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Kau kehendaki. Engkau muliakan yang Kau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Kau Kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu."
QS. Ali 'Imran [3] : 26
Labels: muhasabah
I ran into a stranger as he passed by,
"Oh excuse me please" was my reply.
He said, "Please excuse me, too;
I wasn't really watching for you."
We were very polite, this stranger and I.
We went on our way and we said good-bye.
But at home a different story is told,
How we treat our loved ones, young and old.
Later that day, cooking the evening meal,
My son stood beside me very still.
When I turned, I nearly knocked him down.
"Move out of the way," I said with a frown.
He walked away, his little heart broken.
I didn't realize how harshly I'd spoken.
While I lay awake that night in bed,
a still small voice came to me and said,
"While dealing with a stranger, common courtesy you use,
But the children you love, you seem to abuse.
Go and look on the kitchen floor,
You'll find some flowers there by the door.
Those are the flowers he brought for you.
He picked them himself: pink, yellow and blue.
He stood very quietly not to spoil the surprise,
You never saw the tears that filled his little eyes."
By this time, I was feeling very small,
And then my tears began to fall.
I quietly went and knelt by his bed;
"Wake up, little one, wake up," I said.
"Are these the flowers you picked for me?"
He smiled, "I found 'em, out by the tree.
I picked 'em because they're pretty like you.
I knew you'd like 'em, especially the blue."
I said, "Son, I'm very sorry for the way I acted today;
I shouldn't have yelled at you that way."
He said, "Oh, Mom, that's okay. I love you anyway."
I said, "Son, I love you too, and I do like
the flowers, especially the blue."
So what is behind this story?
Are you aware that if we died tomorrow, the company that we are working for could easily replace us in a matter of days.
But the family we left behind will feel the loss for the rest of their lives. And come to think of it, we pour ourselves more into work and accumulating things, than into our own family---- an unwise investment indeed,don't you think?
Author: Uknown
FAMILY=(F)ATHER (A)ND (M)OTHER, (I) (L)OVE (Y)OU !
*********************************************
"He is not of us who is not affectionate to the little ones, and does not respect the old; and he is not of us, who does not order which is lawful, and prohibits that which is unlawful." (Ibn Abbas(R.A.): Tirmizi)
"Note! all of you are the shephards(guardians) and all of you are(responsible) to be questioned for your flock(those under your guardianship)." (Abdullah bin Umar(R.A.) - Bukhari)
"There is no greater boon to one's children than to to teach them to behave well" (Abu Ayyub bin Abu Musa(R.A.) - Tirmizi)
"Once the Prophet(sallallahu alaiyhi wassallam) was asked:'Tell us, which action is dearest to Allah?' He answered:'To say your prayer at its proper time.' Again he was asked: 'What comes next?' He(sallallahu alaiyhi wassallam) said: 'To show kindness to parents.' 'Then what?' he was asked, 'To strive for the cause of Allah!' " (Ibn Masad(R.A.) - Bukhari)
Labels: Santai
"Semoga kita tergolong di kalangan mereka yang terpilih...ameen"
Labels: muhasabah
Labels: Santai
BERCOUPLE, setiap kali kita mendengarnya akan terlintas di benak kita sepasang insan yang sedang mabuk cinta dan dilanda asmara . Saling mengungkapkan rasa sayang serta rindu, yang kemudiannya memasuki sebuah biduk pernikahan. Lalu kenapa harus dipermasalahkan? Bukankah cinta itu fitrah setiap anak adam? Bukankah setiap orang memerlukan masa penyesuaian sebelum pernikahan?
Berkata Imam Qurthubi: ALLAH SWT memulai dengan wanita kerana kebanyakan manusia menginginkannya, juga kerana mereka merupakan jerat-jerat syaitan yang menjadi fitnah bagi kaum lelaki, sebagaimana sabda Rasulullah SAW; Tiadalah aku tinggalkan setelahku selain fitnah yang lebih berbahaya bagi lelaki daripada wanita. (Hadis Riwayat Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah)
Oleh kerana cinta merupakan fitrah manusia, maka ALLAH SWT menjadikan wanita sebagai perhiasan dunia dan nikmat yang dijanjikan bagi orang-orang beriman di syurga dengan bidadarinya.
Dari Abdullah bin Amr bin Ash r.a. berkata; Rasulullah SAW bersabda; Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang solehah. (Hadis Riwayat Muslim, NasaI, Ibnu Majah, Ahmad, Baihaqi)
ALLAH berfirman; Di dalam syurga-syurga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik. (ar-Rahman: 70)
Namun, Islam tidak membiarkan fitnah itu mengembara tanpa batasannya. Islam telah mengatur dengan tegas bagaimana menyalurkan cinta, juga bagaimana batasan pergaulan antara dua insan berlawanan jenis sebelum nikah, agar semuanya tetap berada pada landasan etika dan norma yang sesuai dengan syariat.
ETIKA PERGAULAN DAN BATAS PERGAULAN DI ANTARA LELAKI DAN WANITA MENURUT ISLAM
1.Menundukkan pandangan: ALLAH memerintahkan kaum lelaki untuk menundukkan pandangannya, sebagaimana firman- NYA; Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. (an-Nuur: 30) Sebagaimana hal ini juga diperintahkan kepada kaum wanita beriman, ALLAH berfirman; Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. (an-Nuur: 31)
2.Menutup Aurat; ALLAH berfirman dan jangan lah mereka mennampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka melabuhkan kain tudung ke dadanya. (an-Nuur:31) Juga Firman-NYA; Hai nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: Hendaklah mereka melabuhkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenali, kerana itu mereka tidak diganggu. Dan ALLAH adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (an-Nuur: 59).
Perintah menutup aurat juga berlaku bagi semua jenis. Dari Abu Daud Said al-Khudri r.a. berkata: Rasulullah SAW bersabda: Janganlah seseorang lelaki memandang aurat lelaki, begitu juga dengan wanita jangan melihat aurat wanita.
3. Adanya pembatas antara lelaki dengan wanita; Kalau ada sebuah keperluan terhadap kaum yang berbeza jenis, harus disampaikan dari balik tabir pembatas. Sebagaimana firman-NYA; Dan apabila kalian meminta sesuatu kepada mereka (para wanita) maka mintalah dari balik hijab. (al-Ahzaab: 53)
4.Tidak berdua-duaan Di Antara Lelaki Dan Perempuan; Dari Ibnu Abbas r.a. berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Janganlah seorang lelaki berdua-duaan (khalwat) dengan wanita kecuali bersama mahramnya. (Hadis Riwayat Bukhari & Muslim). Dari Jabir bin Samurah berkata; Rasulullah SAW bersabda: Janganlah salah seorang dari kalian berdua-duan dengan seorang wanita, kerana syaitan akan menjadi ketiganya. (Hadis Riwayat Ahmad & Tirmidzi dengan sanad yang sahih)
5.Tidak Melunakkan Ucapan (Percakapan): Seorang wanita dilarang melunakkan ucapannya ketika berbicara selain kepada suaminya. Firman ALLAH SWT; Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara (berkata-kata yang menggoda) sehingga berkeinginan orang yang ada penyakit di dalam hatinya tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik. (al-Ahzaab: 32). Berkata Imam Ibnu Kathir; Ini adalah beberapa etika yang diperintahkan oleh ALLAH kepada para isteri Rasulullah SAW serta kepada para wanita mukminah lainnya, iaitu hendaklah dia kalau berbicara dengan orang lain tanpa suara merdu, dalam pengertian janganlah seorang wanita berbicara dengan orang lain sebagaimana dia berbicara dengan suaminya. (Tafsir Ibnu Kathir 3/350)
6.Tidak Menyentuh Kaum Berlawanan Jenis; Dari Maqil bin Yasar r.a. berkata; Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi itu masih lebih baik daripada menyentuh kaum wanita yang tidak halal baginnya. (Hadis Hasan Riwayat Thabrani dalam Mujam Kabir). Berkata Syaikh al-Abani Rahimahullah; Dalam hadis ini terdapat ancaman keras terhadap orang-orang yang menyentuh wanita yang tidak halal baginya. (Ash-Shohihah 1/448) Rasulullah SAW tidak pernah menyentuh wanita meskipun dalam saat-saat penting seperti membaiat dan lain-lainnya. Dari Aishah berkata; Demi ALLAH, tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membaiat. (Hadis Riwayat Bukhari)
Inilah sebahagian etika pergaulan lelaki dan wanita selain mahram, yang mana apabila seseorang melanggar semuanya atau sebahagiannya saja akan menjadi dosa zina baginya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW; Dari Abu Hurairah r.a. dari Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya ALLAH menetapkan untuk anak adam bahagiannya dari zina, yang pasti akan mengenainya. Zina mata dengan memandang, zina lisan dengan berbicara, sedangkan jiwa berkeinginan serta berangan-angan, lalu farji yang akan membenarkan atau mendustakan semuanya. (Hadis Riwayat Bukhari, Muslim & Abu Daud)
Padahal ALLAH SWT telah melarang perbuatan zina dan segala sesuatu yang boleh mendekati kepada perbuatan zina. Sebagaimana Firman-NYA; Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk. (al-Isra:32)
HUKUM BERCOUPLE
SETELAH memerhatikan ayat dan hadis tadi, maka tidak diragukan lagi bahawa bercouple itu haram, kerana beberapa sebab berikut:
1.Orang yang bercouple tidak mungkin menundukkan pandangannya terhadap kekasihnya.
2.Orang yang bercouple tidak akan boleh menjaga hijab.
3.Orang yang bercouple biasanya sering berdua-duaan dengan pasangan kekasihnya, baik di dalam rumah atau di luar rumah.
4.Wanita akan bersikap manja dan mendayukan suaranya saat bersama kekasihnya.
5.Bercouple identik dengan saling menyentuh antara lelaki dan wanita, meskipun itu hanya
berjabat tangan.
6.Orang yang bercouple, boleh dipastikan selalu membayangkan orang yang dicintainya.
Dalam kamus bercouple, hal-hal tersebut adalah lumrah dilakukan, padahal satu hal saja cukupuntuk mengharamkannya, lalu apatah lagi kesemuanya atau yang lain-lainnya lagi?
FATWA ULAMA
Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin ditanya tentang hubungan cinta sebelum nikah.
Jawab beliau; Jika hubungan itu sebelum nikah, baik sudah lamaran atau belum, maka hukumnya adalah haram, kerana tidak boleh seseorang untuk bersenang-senang dengan wanita asing (bukan mahramnya) baik melalui ucapan, memandang, atau berdua-duaan. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: Janganlah seorang lelaki bedua-duaan dengan seorang wanita kecuali ada bersama-sama mahramnya, dan janganlah seseorang wanita berpergian kecuali bersama mahramnya.
Syaikh Abdullah bin abdur Rahman al-Jibrin ditanya; Jika ada seseorang lelaki yang berkoresponden dengan seorang wanita yang bukan mahramnya, yang pada akhirnya mereka saling mencintai, apakah perbuatan itu haram?
Jawab beliau; Perbuatan itu tidak diperbolehkan, kerana boleh menimbulkan syahwat di antara keduanya, serta mendorongnya untuk bertemu dan berhubungan, yang mana koresponden semacam itu banyak menimbulkan fitnah dan menanamkan dalam hati seseorang untuk mencintai penzinaan yang akan menjerumuskan seseorang pada perbuatan yang keji, maka dinasihati kepada setiap orang yang menginginkan kebaikan bagi dirinya untuk menghindari surat-suratan, pembicaraan melalui telefon, serta perbuatan semacamnya demi menjaga agama dan kehormatan dirinya.
Syaikh Jibrin juga ditanya; Apa hukumnya kalau ada seorang pemuda yang belum menikah menelefon gadis yang juga belum menikah?
Jawab beliau; Tidak boleh berbicara dengan wanita asing (bukan mahram) dengan pembicaraan yang boleh menimbulkan syahwat, seperti rayuan, atau mendayukan suara (baik melalui telefon atau lainnya). Sebagaimana firman ALLAH SWT; Dan janganlah kalian melembutkan suara, sehingga berkeinginan orang-orang yang berpenyakit di dalam hatinya. (al-Ahzaab: 32). Adapun kalau pembicaraan itu untuk sebuah keperluan, maka hal itu tidak mengapa apabila selamat daripada fitnah, akan tetapi hanya sekadar keperluan.
SYUBHAT DAN JAWAPAN YANG SEBENARNYA
Keharaman bercouple lebih jelas dari matahari di siang hari. Namun begitu masih ada yang
berusaha menolaknya walaupun dengan dalil yang sangat rapuh, antaranya:
1] Tidak Boleh dikatakan semua cara bercouple itu haram, kerana mungkin ada orang yang bercouple mengikut landasan Islam, tanpa melanggar syariat.
Jawabnya: Istilah bercouple berlandaskan Islam itu cuma ada dalam khayalan, dan tidak pernah ada wujudnya. Anggap sajalah mereka boleh menghindari khalwat, menyentuh serta menutup aurat. Tetapi tetap tidak akan boleh menghindari dari saling memandang, atau saling membayangkan kekasihnya dari masa ke semasa. Yang mana hal itu jelas haram berdasarkan dalil yang kukuh.
2] Biasanya sebelum memasuki alam perkahwinan, perlu untuk mengenal terlebih dahulu calon pasangan hidupnya, fizikal, karaktor, yang mana hal itu tidak akan boleh dilakukan tanpa bercouple, kerana bagaimanapun juga kegagalan sebelum menikah akan jauh lebih ringan daripada kalau terjadi setelah menikah.
Jawabnya: Memang, mengenal fizikal dan karaktor calon isteri mahupun suami merupakan satu hal yang diperlukan sebelum memasuki alam pernikahan, agar tidak ada penyesalan di kemudian hari. Namun, tujuan ini tidak boleh digunakan untuk menghalalkan sesuatu yang telah sedia haramnya. Ditambah lagi, bahawa orang yang sedang jatuh cinta akan berusaha bertanyakan segala yang baik dengan menutupi kekurangannya di hadapan kekasihnya. Juga orang yang sedang jatuh cinta akan menjadi buta dan tuli terhadap perbuatan kekasihnya, sehingga akan melihat semua yang dilakukannya adalah kebaikan tanpa cacat. Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Darda; Cintamu pada sesuatu membuatmu buta dan tuli.
FENOMENA COUPLE
Dalam situasi terkini, fenomena pergaulan bebas dan pengabaian terhadap nilai-nilai murni Islam berlaku pada tahap yang amat membimbangkan. Kebanyakan umat Islam kini tidak lagi menitik beratkan nilai-nilai dan adab-adab sopan yang dianjurkan oleh Islam melalui al-Quran dan sunnah rasul-NYA. Mereka bukan setakat mengabaikannya dan menganggap perkara itu tidak penting, bahkan mereka menganggapkannya sebagai satu perkara yang menyusahkan aktiviti mereka yang menurutkan nafsu dan perasaan semata-mata itu. Nauzubillah
Marilah kita sama-sama menjauhi perkara yang seumpama itu dan mejauhi hal-hal yang telah dilarang (haram). Tegakkanlah yang benar dan katakanlah salah kepada yang batil. Janganlah berhujah untuk membenarkan perkara yang telah terang haramnya di sisi..
Labels: Isu
Salam untuk semua. Saya terkejut kerana cerita saya, walaupun tergantung, mendapat sambutan yang saya tidak sangka. Oleh kerana pada hari itu saya tergesa-gesa dalam menulisnya lantaran kelas yang menghambat, maka saya ambil keputusan untuk menulisnya kembali dari mula. Saya harap para pembaca yang sudi melihat tidak bosan dengan cerita saya.
Wahai teman-teman sekalian, Kisah ini datang dari lubuk hati saya sendiri, apa yang saya rasa dan apa yang saya alami sendiri. Saya tidak bermaksud untuk mengeluh apatah lagi mengingkari apa yang telah Allah s.w.t tetapkan kepada saya dan kita semua orang yang beriman dengan-Nya. Kisah ini saya khabarkan agar apa yang saya lalui tidak berlalu begitu saja tanpa saya kongsi dan tanpa saya rekodkan sebagai panduan bagi diri saya sendiri untuk hari-hari kemudian.
Saya sama seperti orang lain, punya keinginan untuk menyayangi dan disayangi. Walau bagaimanapun, tidak mudah bagi saya untuk jatuh hati pada seorang wanita. Saya tidak mencari seorang wanita untuk dijadikan kekasih, tetapi saya mencari seorang teman pendamping hidup saya hingga ke akhir hayat saya. Seorang yang boleh mengingatkan saya kiranya saya terlupa, dan yang paling penting wanita yang amat saya percayai untuk mendidik anak-anak saya kelak dan generasi yang akan lahir daripada keluarga kami nanti. Untuk itu, sejak di bangku sekolah lagi saya telah letakkan beberapa syarat bagi seorang wanita untuk hadir dalam hidup saya, dan dialah orangnya.
Dalam masa beberapa bulan saya belajar di sebuah pusat pengajian tinggi di Petaling Jaya, banyak perkara yang telah saya pelajari. Yang paling penting buat saya ialah, bagaimana saya mula mengenali wanita-wanita dalam hidup saya kerana saya sejak dari sekolah rendah belum pernah bergaul secara langsung dengan seorang wanita pun dan saya amat peka terhadap larangan pergaulan antara lelaki dan wanita kerana saya bersekolah di sebuah sekolah menengah agama lelaki berasrama penuh. Lantaran itu, saya tidak pernah punya hati untuk memberi cinta atau menerima cinta walaupun peluang itu hadir beberapa kali.
Saya mula mengenali si dia apabila kami sama-sama terpilih untuk mengendalikan sebuah organisasi penting di tempat kami belajar. Ditakdirkan Allah s.w.t, dia menjadi pembantu saya. Dari situlah perkenalan kami bermula.
Dia seperti yang telah saya ceritakan, bertudung labuh dan sentiasa mengambil berat tentang auratnya terutama stokin kaki dan tangannya. Itulah perkara pertama yang membuatkan saya tertarik padanya. Dia amat berhati-hati dalam mengatur butir bicaranya, bersopan-santun dalam mengatur langkahnya, wajah yang sentiasa berseri dengan iman dan senyuman, dan tidak pernah ke mana-mana tanpa berteman. Suaranya amat sukar kedengaran dalam mesyuarat kerana dia hanya bersuara ketika suaranya diperlukan dan tidak sebelum itu. Saya melihat dia sebagai seorang mukminah solehah yang amat menjaga peribadinya dan maruah dirinya. Saya tidak pernah bercakap-cakap dengannya kecuali dia punya teman di sisi dan atas urusan rasmi tanpa dipanjangkan-panjangkan. Saya seorang yang amat kuat bersembang dan sentiasa punya modal untuk berbual-bual seperti kata teman saya, tetapi dengan dia saya menjadi amat pemalu dan amat menjaga. Bagi saya, itulah wajah sebenar seorang wanita solehah. Dia mampu mengingatkan orang lain dengan hanya menjadi dirinya, tanpa perlu berkata-kata walau sepatah.
Pada hari terakhir saya di sana, saya punya tugas terakhir yang perlu saya selesaikan sebelum saya melepaskan posisi saya dan semua itu melibatkan dia. Sebaik sahaja semua kerja yang terbengkalai itu siap, saya mengambil peluang untuk berbual-bual dengan dia. Saya bertanya perihal keluarga dan apa yang dia rasa bertugas di samping saya untuk waktu yang amat sekejap itu. Alhamdulillah dia memberikan respon yang baik dan dari situlah saya mula mengenali dengan lebih dalam siapa sebenarnya pembantu saya ini. Namun, apa yang memang boleh saya nampak dengan jelas, dia amat pemalu dan dia amat kekok semasa bercakap dengan saya. Selepas itu barulah saya tahu, sayalah lelaki pertama yang pernah berbual-bual dengan dia bukan atas urusan rasmi sebegitu. Di situlah saya mula menyimpan perasaan, tapi tidak pernah saya zahirkan sehinggalah saya berada jauh beribu batu daripadanya.
Semasa saya berada di Jordan, saya menghubunginya kembali dan menyatakan hasrat saya secara halus agar dia tidak terkejut. Alhamdulillah, dia menerima dengan baik dan hubungan kami berjalan lancar selama empat bulan sebelum saya balik bercuti ke
Walau bagaimanapun, sewaktu saya pulang ke
Buat pertama kali, adik perempuan saya memberitahu ummi sudah tahu perihal saya dan ummi tidak suka. Saya tidak pernah menganggapnya sesuatu yang serius sehinggalah ummi bercakap secara peribadi dengan saya pada satu hari. Saya masih ingat lagi kata-kata ummi yang buat saya tak mampu membalas walau sepatah.
"I haven't found any entry in Islam that permit what you are doing right now. I haven't heard from anyone that love before marriage is permitted. But I know there's no relationship between male and female except for what is very important and official between them. So, may I know what kind of relationship you are having now and I want to hear it from your mouth that it is legal in what you have been learning until now." "Not a single phrase, nor a word."
"My sweetheart, if you want to build a family, a faithful one, you can never build it on what Allah has stated as wrong and proven false by the way Rasulullah p.b.u.h has taught us. A happy and blessed family come from Allah, and you don't even have anything to defend it as blessed if the first step you make is by stepping into what He has prohibited. You can't have a happy family if Allah doesn't help you so, and you must know in every family that stands until their dying day, they have Allah on their side. You can't expect Him to help you if you did the wrong step from the very beginning."
Saya tiada kata untuk membalas kerana semuanya benar. Saya tahu kebenaran itu sudah lama dulu, tetapi saya tak mampu untuk melawan kehendak nafsu saya sendiri. Saya akui, saya tertipu dengan apa yang dipanggil fitrah, dan apa yang dipanggil sebagai keperluan manusia. Cinta tak pernah membawa kita ke mana, andai cinta itu bukan dalam lingkungan yang Allah redha. Tiada cinta yang Allah benarkan kecuali selepas tali perkahwinan mengikatnya. Itulah apa yang telah saya pelajari lama dahulu dan dari semua kitab Fiqh yang saya baca, tiada satu pun yang menghalalkannya. Saya tahu kebenaran ini sudah lama dahulu, tetapi saya tidak kuat untuk menegakkannya. Saya tidak mampu untuk menundukkan kemahuan hati saya. Dan kata-kata ummi memberikan saya kekuatan untuk bangkit kembali dari kesilapan saya selama ini.
Ummi berkata: "It's not me who want you to make a decision like this, but Allah tells you so." Saya percaya, itulah yang terbaik buat saya dan dia. Dengan kekuatan itulah saya terangkan kepadanya, dan alhamdulillah dia faham. Amat faham. Walaupun air matanya seakan air sungai yang tidak berhenti mengalir, tetapi dia tahu itulah yang terbaik buat kami. Dia meminta maaf kepada ummi kerana menjalinkan hubungan yang tidak sah dengan saya, tetapi ummi memberi isyarat, janganlah bimbang. Andai ada jodoh kamu berdua, insya-Allah, Dia akan temukan kamu dalam keadaan yang jauh lebih baik dari sekarang.
Hidup saya sekarang lebih tenang kerana tiada apa yang menggusarkan hati saya lagi. Hidup saya lebih suci dan saya boleh bercakap kembali tentang agama saya dengan lebih bebas tanpa dihantui oleh perasaan berdosa. Bagi saya, dan dia, inilah saat untuk kami muhasabah kembali diri kami dan kami betulkan kembali segala kesilapan yang telah kami buat. Inilah saat untuk kami kejar kembali cita-cita kami dan sediakan diri untuk menjadi seorang ibu dan ayah yang berakhlak mulia dan berperibadi tinggi.
Inilah masanya kami insafi kembali keterlanjuran kami dahulu dan memohon moga-moga Allah sudi maafkan kami.
Sesungguhnya Ya Allah, aku insan yang sangat lemah. Aku tidak mampu melawan godaan syaitan yang tidak pernah jemu, juga hambatan nafsu yang tidak pernah lesu. Ampunkanlah aku.
Walau bagaimanapun, perpisahan ini hanya untuk sementara. Saya telah berjanji dengan diri saya sendiri, dialah yang akan jadi teman hidup saya nanti. Sesungguhnya pencarian saya untuk seorang calon isteri telah berakhir. Insan seperti dia hanya satu dalam seribu. Mana mungkin saya melepaskan apa yang amat berharga yang pernah hadir dalam hidup saya. Insya-Allah, sekiranya Allah s.w.t panjangkan umur, sebaik sahaja saya tamatkan pengajian saya di sini, saya akan kembali ke
"Sekiranya kita telah bertemu dengan seorang insan yang amat mulia sebagai teman dalam hidup kita, janganlah lepaskannya kerana kita tidak tahu bilakah pula kita akan bertemu dengan insan yang seumpamanya."
Siapakah lagi dalam dunia ini yang menjaga adab berjalan antara lelaki dan perempuan sebagaimana yang ditunjukkan oleh Nabi Musa a.s dan puteri Nabi Syuaib a.s beribu-ribu tahun dahulu?
Labels: Isu
Labels: muhasabah
Salam perjuangan buat semua sahabat-sahabat. Teringin untuk berkongsi pengalaman ini dengan sahabat-sahabat. Walaupun ianya tidak seberapa, namun, cukup bermakna buat diri saya. Cuma saya ingin membawa satu mesej untuk kita sama-sama muhasabah diri.
Semalam selepas separuh hari saya habiskan masa saya di tempat kerja melayan 'customer-customer' yang datang ke Cyber Cafe tempat saya bekerja, saya mendapat panggilan daripada adik yang sekarang menuntut di INTEC Shah Alam untuk persediaan 3 bulan sebelum ke Mesir dalam bidang 'medic'. Adik saya mengadu laptop yang baru dibelinya rosak dan tidak berfungsi walupun telah di 'on'kan walaupun laptop itu baru seminggu digunakan. Mulanya saya meminta adik saya menguruskannya sendiri, tetapi, apabila perasaan kasihan dan tanggungjawab saya sebagai satu-satunya kakak yang ada di sini mendorong saya untuk pergi ke Shah Alam. Mulanya, saya mengambil keputusan untuk mengajak seorang teman untuk menemani saya, tetapi apabila melihat sahabat-sahabat sibuk dengan urusan masing-masing, lalu saya mengambil keputusan untuk pergi bersendirian.
Dengan penuh tawakkal, saya terus bertolak dari PJ ke Shah Alam jam 6 petang semalam. Perasaan takut dan tanggungjawab saya pada adik bercampur baur ketika dalam perjalanan ke
Akhirnya tepat jam 7 petang dengan izin Allah, saya sampai rumah..Alhamdulillah. 'Housemate' terkejut apabila mengetahui saya pergi ke Shah Alam bersendirian. Tapi itulah hakikat yang terjadi. Terdetik dalam hati saya " Jika aku boleh menolong sahabat-sahabat bila memerlukan bantuan mengapa tidak kepada adik kandung aku sendiri?". Apa yang saya ingin nyatakan di sini, apabila niat kita benar-benar untuk membantu seseorang yang dalam kesusahan, InsyaAllah Allah akan mempermudahkan urusan kita. Alhamdulillah..syukurku rafatkan hanya kepadaMU, Ya Allah…
Berkhidmatlah bukan untuk dibayar kembali,
berjasalah kepada manusia,
lebih-lebih kepada agama,
tapi bukan untuk dibalas dengan bintang-bintang di dada
Berbudilah tapi jangan dijadikan gaji
sampaikanlah risalah Allah,
tapi bukan untuk dibayar dengan upah,
Berbuat baiklah tapi jangan mengaku baik,
berjuanglah tapi jangan mengaku wira,
berhikmahlah dalam berjuang,
terutama dalam berdakwah,
agar ia diterima orang,
Beribadahlah kepada Allah,
jangan kerana takut nerakaNya,
atau kerana ingin syurgaNya,
tapi kerana Allah yang Maha Pemurah..
Dinyanyikan oleh : Mawaddah Kecil
Labels: Santai
Meminjam ayat daripada buku tulisan Ustaz Hasrizal yang glamour dengan blognya saifulislam.com (Aku Terima Nikahnya). Dunia semakin hari semakin maju dan manusia semakin terdedah dengan era globalisasi yang menyebabkan ramai di kalangan kita khususnya remaja yang terjebak ke dalam 'cinta terpesong' lantaran terpengaruh dengan filem-filem yang dipaparkan melalui kaca televisyen. Betapa beratnya masalah sosial yang melanda golongan remaja pada hari ini.
Mengimbas kembali kaedah didikan yang ayah dan ibu saya tekankan kepada saya dan adik-beradik. Sejak dari kecil kami tidak pernah terdedah dengan televisyen. Fitrah kanak-kanak suka kepada benda-benda yang berbentuk 'animation'. Tetapi pada waktu itu, langsung tidak terdetik dalam jiwa kami untuk memberontak lantaran tidak dapat merasai dunia kanak-kanak seperti kawan-kawan lain. kadang-kadang apabila kami ke sekolah, kami pasti ketinggalan dalam mengikuti cerita kwan-kawan yang seronok menceritakan hero-hero yang mereka kagumi dalam fielm-filem yang ditayangkan dalam televisyen. Kadang-kadang apabila bertandang ke rumah sepupu-sepupu yang mempunyai televisyen, pasti kami curi-curi untuk menonton cerita-cerita yang dipaparkan. Namun, setiap kami buat begitu, tentu ada sahaja yang menjadi penghalangnya. Bila tak dapat menonton kami pun pergi sungai (mandi sungai pun lagi best) sehingga pernah berlaku satu peristiwa sepupu saya lemas sewaktu kami sedang seronok mandi sungai. Saya pun apa lagi dapatlah 'hadiah istimewa' daripada atuk (kena libas dengan pelepah nyior).
Itu kenangan kanak-kanak zaman dulu. Sekarang, majoriti kanak-kanak tidak lagi merasai kenangan sebegitu, bahkan dah ramai yang mula pandai mengakses internet (tak mainlah game outside ni..yela masing-masing dah mula main game dalam internet..). Dah mula pandai jadi 'mat cintan' dan 'minah cintan' sejak dari bangku sekolah. Bukan setakat itu sahaja, bahkan ada yang 'start' dari sekolah tadika lagi tau. Itulah senario kanak-kanak zaman sekarang. So, saya nak bawa kawan-kawan untuk merenung 10 tahun akan datang bagaimanakah anak-anak kita nanti. Muhasabahlah dari sekarang, lihatlah kenapa ramai anak-anak zaman sekarang semakin 'kurang ajar'?..kenapa ramai di kalangan anak-anak yang sudah berani menderhaka kepada ibu bapa (bahkan ada yang berani memukul ibu bapa..na'uzubillah..moga-moga kita tidak tergolong di kalangan mereka)?..Rasulullah saw pernah bersabda antara tanda-tanda hari kiamat adalah apabila ibu melahirkan tuannya..maknanya ibu bapa akan menjadi hamba kepada anak?!!.. Hal ni dah banyak berlaku.
Saya menulis membawa mesej ini kepada kawan-kawan semua supaya kita sama-sama kita bermuhasabah. Pembentukan diri sebelum melalui alam rumahtangga sangat penting. Sebelum melakukan sesuatu perkara yang bercanggah dengan agama, fikirlah dulu akibat daripada perbuatan yang akan kita lakukan itu. Fikirlah jua anak-anak yang bakal dilahirkan nanti. Bercinta tidak salah sebab itu fitrah yang Allah kurniakan kepada kita, tapi, janganlah kerana fitrah kita memandang ringan sehingga menjadi fitnah kepada agama. Kerana itu, bagi mereka yang tengah bercinta, kawallah nafsu dan diri, jagalah muamalat, bukan setakat di luar sahaja, tetapi juga dengan SMS. Jika sudah berkemampuan, kahwinlah. Itulah jalan penyelesaian yang terbaik. Ingatlah zaman sekarang zaman fitnah, tak sama seperti zaman kita kecik2 dulu.
Buat kawan-kawan yang masih 'single', janganla rasa rendah diri, jangan rasa putus asa kerana Allah masih sayang kepada kalian kerana DIA Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk kita semua.
Labels: Isu
Perjalanan ke syurga dilingkungi dengan duri dan onak. Manakala jalan ke neraka dikelilingi dengan keinginan syahwat. Demikian ditegaskan oleh Nabi Muhammad saw. mengenai dua jalan yang ditempuhi oleh manusia.
Nah, di depan kita terbentang dua jalan.Terpulang kepada kita jalan mana untuk diikuti. Tepuk dada dan tanyakan iman - bukan tanya selera yang memang suka kepada nafsu.
Labels: muhasabah